Selasa, 26 Oktober 2010

Hasil Karya Siswa Kelas IV E SD Muhammadiyah 14 (Pelajaran Komputer)

Assalamu'alaikum. Bapak/Ibu  Guru dan anak-anak SD Muhammadiyah Balayudha yang kita banggakan ! Senang sekali berjumpa kalian di blog/website yang baru ini. Kali ini postingan saya akan menampilkan kreativitas dari siswa dan siswi kelas IV E SD Muhammadiyah 14 untuk mata pelajaran yang saya bimbing, komputer. Bagi yang lain jangan khawatir, pada kesempatan selanjutnya Insya Allah kelas kalian dapat giliran satu per satu untuk ditampilkan di rubrik Kreativitas Siswa. Tidak hanya terbatas pada pelajaran Komputer saja, semua hal yang bermanfaat serta positif di lingkungan sekolah kita berhak dan wajib tampil di blog ini. Bila kalian menyukai menulis cerpen atau puisi, punya hobi melukis, atau bahkan memiliki prestasi yang belum diketahui oleh teman-teman yang lain, cepat-cepatlah menghubungi Admin rubrik ini. Kami akan senang hati membantu kalian untuk menampilkannya di weblog ini. Soal bayaran? Oh jangan takut, weblog ini tidak memungut biaya sepeserpun alias GRATIS....tis....tis. Eh hampir lupa, buat Bapak dan Ibu Guru atau pun karyawan di lingkungan SD Muhammadiyah Balayudha pun dapat memberikan kontribusi pada weblog ini, dengan mengirimkan artikel/informasi mengenai dunia pendidikan atau apa saja, bahkan bila ada yang ingin diwawancarai (he...he.. kayak wartawan aja) kami akan menampilkannya secara gratis pula. tapi ada syaratnya lho, semua artikel tersebut tidak ada unsur SARA, menjelekkan orang lain, atau bertentangan dengan ajaran agama. Mudahkan syaratnya ! nah kalo mudah, buruan kirim ke kami supaya cepat ditayangkan. 

Hhm, hampir lupa ngelanjutin ceritanya. Seperti biasa, setiap hari Senin, saya sebagai Instruktur Komputer memberikan materi pelajaran Komputer di kelas IV E SD Muhammadiyah 14 Balayudha. Oh ya, wali kelas IV E adalah Ibu Sugiarti yang lebih akrab dipanggil Bu Ragil. Di kelas ini, antara pelajaran teori maupun praktek dilakukan secara bergantian. Bila minggu ini teori, minggu depannya kami melaksanakan praktek. Masuk di kelas ini bagi saya merupakan sesuatu yang menyenangkan. Jumlah muridnya yang hanya 30 orang saja, sangat membantu saya dalam menyampaikan pelajaran. Nah, di kelas ini ada nama beberapa siswa yang selalu saya ingat. Ada Adinda yang juara kelas, ada Anet yang sering ngambek, Daffa yang gendut dan kekar dan banyak siswa cerdas lainnya. eh, satu lagi hampil ketinggalan si Zaki (he...he...) ini yang agak spesial. Pasti kalian bertanya apanya yang spesial? Jawabannya....rahasia dong. Biar saya, murid kelas IV E dan bu Ragil aja yang tahu.  Pokoknya, seperti yang lain, Zaki pun adalah anak yang baik.

Senin kemarin tanggal 25 Oktober, saya memberikan tugas pada seluruh siswa  IV E. tugas apaan pak? tugas sederhana. Saya hanya menugaskan pada mereka untuk menggambarkan komponen-komponen komputer yang mereka ketahui setelah beberapa kali melaksanakan teori dan praktek. Kok disuruh menggambar pak? tujuannya apa sih? ini kan bukan pelajaran KTK. Tujuannya? baiklah, kali ini saya hanya ingin melihat kreativitas dan ingatan yang ada di benak mereka mengenai komputer baik yang ada di sekolah maupun di rumah. 

Setelah diberikan petunjuk, mulailah mereka menggambarkan perangkat-perangkat komputer tersebut. Bentuknya? ha...ha...bermacam-macam ada yang menggambarnya sangat lengkap sekali. Lengkap gimana pak? Ya lengkap, sebuah komputer beserta mejanya. Ada lagi komputer sekalian orangnya. Ada lagi yang lebih lengkap, komputer beserta ruangan dan perabotan yang ada. Dalam menggambar, ada yang menggunakan pena atau pensil. Inilah kreativitas mereka yang sangat saya hargai. Walaupun bermacam bentuk digambarkan di atas kertas. Mereka mencurahkan apa yang ada di benaknya. Suatu kreativitas yang harus diasah terus agar menjadi tajam dan bercahaya bagi masa depan mereka.

Mau lihat hasil karya mereka? Jangan khawatir, di bawah ini saya tampilkan. Sebelumnya saya mohon maaf, hanya dapat menampilkan 12 gambar saja, tapi bukan berarti yang tidak ditampilkan tidak bagus atau pilih kasih. Karena saya khawatir dengan terlalu banyak gambar akan membuat postingan kali ini menjadi berat.

Hasil karya Puteri Vareri Angelita K

Hasil karya M. Fazel

Hasil karya Haris

Hasil karya Rahma Dewi SW, Adinda Salvia Larisa, Vyonna Aleta F
Hasil karya Rafliy D
Hasil karya M. Daffa Dityo

Hasil karya M. Fernando Akbar
Hasil karya Ahmad Fajri
Hasil karya Wanda dan Sifa
Hasil karya Dariah Meitaza, Aisyah Salsabila, Annisa Shasniya, Jasmine Rani


Hasil karya Balqis, Angie, Yudha
Hasil karya Randi
 Selamat ya nak ! hasil karya di atas bagus-bagus semua. Terus tingkatkan kreativitas kalian dengan selalu belajar, hormat dan berbakti pada orang tua maupun guru. Dan jangan lupa selalu beribadah kepada Allah SWT. Salam hangat dari saya, Instruktur Komputer, M. Chandra Panjinata

Nasrumminallah Wafathun Qorib
Wassalamu'alaikum Wr. WB
Baca Selengkapnya >> Hasil Karya Siswa Kelas IV E SD Muhammadiyah 14 (Pelajaran Komputer)

Senin, 25 Oktober 2010

Yang dapat dilakukan seorang Guru adalah................


Pada jamuan makan malam KOPDAR para tamu sedang duduk mengelilingi meja dan berdiskusi tentang kehidupan. Diskusi mulai dari hal yang ringan-ringan sampai yang berat-berat. Mulai dari topik edukasi, ekonnomi, polhukam sampai hal-hal yang ekstra.Salah seorang tamu yang masih muda dan berprofesi sebagai CEO berdiri dan berbicara untuk menjelaskan masalah pendidikan. CEO muda ini bertanya kepada hadirin ”Apa yang bisa dipelajari oleh anak didik dari seorang yang telah memutuskan bahwa pilihan yang terbaik dalam hidupnya adalah menjadi seorang guru? “Sebagai seorang pendidik Om Jay berdiri dan bertanya: ” Hai anak muda apa maksud anda?”

CEO: Apakah anda seorang guru?

Om Jay: Ya….! saya seorang guru dan blogger kompasiana.

CEO: “Bagus-bagus (mode:Rhoma Irama pada iklan kartu AS). Kau seorang guru Om Jay, jujur katakan apa yang telah anda lakukan dalam hidup ini? “Om Jay, yang sudah memiliki reputasi untuk kejujuran dan keterusterangan kemudian menjawab, “Kau ingin tahu apa yang dapat saya lakukan?

Om Jay berhenti sejenak menghela nafas, lalu mulai kembali…“Yah, aku membuat anak-anak bekerja lebih keras daripada apa yang mereka pikir bisa lakukan.

“Saya membuat anak-anak betah duduk di dalam kelas selama 40 menit di mana orangtua mereka tidak mampu melakukannya selama 5 menit tanpa I-phone, I-Pod, Game Cube, Internet, Play Station, Chatting, Facebook, Twitter atau menonton film di televisi.

”Saya menjadikan anak-anak tumbuh dan berkembang yang mengagumkan. Pertanyaan-pertanyaan yang kuberikan membuat mereka terangsang untuk berpikir dan menemukan jawaban. Dari sanalah kelak dia akan menjadi solving problem yang mengagumkan.”

” Jika mereka berbuat salah aku akan mengajarkan untuk meminta maaf dan bertanggungjawab atas segala kesalahannya. Dari situlah dia akan menjadi pribadi-pribadi yang ksatria, jujur dan amanah. Saya menjadikan mereka memiliki rasa hormat pada sesama dan bertanggung jawab atas tindakan mereka.”
“Saya mengajarkan mereka cara untuk menulis dan aku membuat mereka suka menulis. Keyboard bukanlah segalanya bagi mereka kecuali ingin menjadi blogger seperti saya.”

“Saya mengajarkan mereka membaca, membaca, membaca. Membaca mulai dari segala dimensi keilmuan sampai membaca tanda-tanda kebesaran Ilahi.”

“Aku mengajarkan mereka cara mengerjakan soal matematika dengan menggunakan otak ciptaan Tuhan, bukan dengan kalkulator buatan manusia apalagi komputer. Ini namanya pamali kalau di sekolah kami!”
“Saya mengajarkan siswa mengenal adat budaya, bahasa, sejarah, ekonomi, politik negara- negara lain tetapi tetap menjunjung tinggi bahasa, adat budaya negeri sendiri sebagai jatidiri budaya bangsa yang unik di pentas percaturan dunia.”

“Saya menjadikan kelas sebagai tempat di mana semua murid merasa aman, belajar berkehidupan sosal dan sekolah tempat mereka belajar bermasyarakat dan berorganisasi. Menjadi pemimpin dan dipimpin. Mengerti hak dan mejalankan kewajibannya.”

“Saya yang mengajarkan anak tentang nasionalisme. Mengucapkan Ikrar Kesetiaan kepada bangsa dan negara, menghormati bendera Merah Putih, menyanyikan lagu Indonesia Raya karena mau tidak mau negeri inilah yang membesarkan mereka.”

“Pada akhirnya, saya menasehati mereka jika mereka menggunakan karunia pemberian Tuhan, bekerja  keras dan cerdas, selalu mengikuti kata hati nurani yang suci, niscaya mereka dapat berhasil dalam kehidupan. “Om Jay kembali berhenti sejenak (menghela nafas) dan kemudian melanjutkan…….

“Kemudian, ketika orang mencoba untuk menilai apa yang telah diperbuat oleh seorang guru? katakanlah uang atau materi bukanlah tolok ukur pencapaian. Seorang guru dapat menegakkan kepala tinggi-tinggi sambil berkata ” Anda ingin tahu apa yang dapat saya lakukan?

“Aku telah membuat anak manusia menjadi BERBEDA! Berbeda cara berpikirnya, berbeda perilakunya, dan berbeda pribadinya.”

Om Jay: Lalu apa yang telah anda perbuat Mr. CEO? CEO muda mulutnya terkunci, dia hanya tnduk terdiam.

Seketika itu seantero ruangan para hadirin menyanyikan lagu Hymne Guru:

Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti tanda baktimu
Tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan insan cendikia

Dirangkum dari berbagai sumber untuk para guru.

Sumber : http://edukasi.kompasiana.com/2010/02/22/tribut-untuk-para-guru/
Baca Selengkapnya >> Yang dapat dilakukan seorang Guru adalah................

Sabtu, 23 Oktober 2010

Do'a Seorang Ayah

Itu sepenggal puisi karya Jenderal Douglas MacArthur, seorang jenderal yang menjadi pahlawan Amerika Serikat pada Perang Dunia II. Tadi pagi pada talkshow di jaringan radio Sonora, saya membaca puisi tersebut secara utuh. Sungguh, sebuah puisi yang menyentuh. Meski sudah berusia lebih dari setengah abad, puisi itu tak lekang karena waktu. Puisi itu terus up-to-date sampai kini karena menyentuh hakiki kehidupan manusia. Puisi tersebut ditulis seorang ayah untuk anaknya tercinta yang pada saat itu masih berusia 14 tahun.
Saya sengaja memenggal kutipan puisi itu pada bagian tersebut karena ada makna mendalam soal tantangan kehidupan. Jika kita terbiasa berada dalam kehidupan yang mudah, kita akan tumbuh menjadi manusia yang lemah. Namun sebaliknya, jika kita terbiasa dengan jalan kehidupan yang terjal dan berliku, kita akan tumbuh menjadi manusia yang kuat, tegar, tahap uji, tak mudah menyerah, kreatif, dan sebagainya - karena sudah teruji dengan segala cobaan dan rintangan.

Netter yang luar biasa!

Itulah yang diharapkan sang jenderal dari putranya. Ia berharap si anak mendapat hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan, karena melalui kesulitan itu anaknya akan teruji.
Itu sesuai pula dengan rangkaian kata-kata mutiara yang sering saya kemukakan: "Kalau Anda lunak pada diri sendiri, kehidupan akan keras terhadap Anda. Namun, kalau Anda keras pada diri sendiri, maka kehidupan akan lunak terhadap Anda."
Karena itu, kita patut bersyukur jika mendapat kehidupan yang sulit. Itu artinya, kita mendapat kesempatan untuk mengasah diri agar menjadi manusia yang kaya mental. Orang yang kaya mental memiliki bekal yang kuat untuk sukses di masa depan. Dan itu tak cuma yang diharapkan Jenderal MacArcthur melalui puisinya tersebut, tetapi diharapkan pula oleh kita semua.
Bagaimana teman-teman?

Baca Selengkapnya >> Do'a Seorang Ayah

Rabu, 20 Oktober 2010

HAMKA, Sosok yang Mengajarkan Kesederhanaan

“Saya masih teringat dalam satu kongres, kaki saudara Udin terletak diatas dada Mr. Kasman, dengan tidak sengaja lantaran kepayahan sesudah rapat. Dan kepala saudara Sudirman (almarhum Jenderal Sudirman), satu bantal dengan kepala saudara Muljadi Djojomartono. Dan saudara Tjitrosuwarno gelisah mendengar keruh (dengkur) saudara H. Abdullah dari Makassar.”(Tulisan Hamka yang dimuat di Muhammadiyah Nomor 31 Januari 1953)
Cerita ini, ketika saya baca langsung menyentuh relung hati saya yang paling dalam. Otak saya berfikir dan menggambarkan kondisi saat itu yang sangat jelas di ceritakan oleh Buya Hamka. Hati saya saya pun langsung rindu untuk mengalaminya dan ingin berada dalamnya. Suasana dengan penuh kesederhanaan dan penuh semangat dalam bermuhammadiyah. Otak saya terus saja berfikir, mungkin saking sederhananya fenomena itu bisa terjadi. Ruang yang sempit, ini tergambar jelas dengan adanya kaki yang naik ke dada Mr. Kasman. Serta minimnya fasilitas seperti kurangnya bantal sehingga harus satu bantal dua orang.
Hari ini, menjelang satu abad Muhammadiyah, cerita itu sepertinya hanya akan menjadi kenangan. Cerita yang suatu saat akan menjadi dongeng penghias tidur anak cucu kita kelak. Megapa? Karena memang Muhammadiyah telah berubah. Perubahan itu ditandai dengan adanya gejala elitisme gerakan di pengurus Muhammadiyah. Banyak kita saksikan pimpinan Muhammadiyah yang membentuk dirinya menjadi kaum elit, atau membangun citra elit dalam dirinya. Sehingga mereka yang berada pada tataran structural paling bawah dalam persyarikatan memandangnya seolah sangat tinggi.

Harus kita akui bahwa Muhammadiyah memang megah dari luar, tapi keropos dari dalam. Kekurangan kader merupakan contoh real yang suatu saat membuat Muhammadiyah hanya tinggal nama. Anehnya gejala ini seolah hanya sebuah cerita tanpa penyelesaian yang serius. Melihat Muhammadiyah yang akan datang, lihatlah kader Muhammadiyah hari ini, sayangnya kader yang disiapkan itu kurang, malah tidak ada. Perhatian terhadap pembinaan kader ini yang mesti dan segera menjadi prioritas gerakan kita.

Menjelang satu abad memang kita mesti berbenah, belajar dari sejarah adalah salah satu jalannya. Ketika saya membayangkan menjadi bagian dalam cerita Buya Hamka tadi, maka saya akan memilih tidur satu bantal dengan Jenderal sudirman yang menjadi idola saya sejak kecil. Atau dengan Mr. Kasman agar seliruh isi otaknya yang penuh muatan ilmu bisa saya pindahkan ke kepala saya.

Saya juga sering melihat para pimpinan Muhammadiyah seolah menjadi kaum elit, susah ditemuin, orientasi gerakan yang tidak lahir dari semangat para founding father. Belum lagi pada tataran pimpinan amal usaha. Saya sering mengurut dada karena banyaknya pimpinan amal usaha yang membuat dirinya bak raja. Tidak nurut dengan pimpinan persyarikatan, bahkan ada yang berani melawan. Sungguh kehidupan bermuhammadiyah yang membuat semangat saya runtuh seketika.

Jujur, secara pribadi rindu dengan sosok seperti Pak AR. Sosok yang sangat zuhud, memandang kehidupan dengan begitu sederhana sehingga kehidupan setenang air yang mengalir. Potret kehidupan seperti yang di gambarkan Buya memang sudah tidak ada, alasannya mungkin karena zaman telah maju, fasilitas sudah lengkap dan sayang jika tidak digunakan. Namun menjadi diri yang sederhana dan bersahaja ditengah pusaran globalisasi merupakan mutiara di tengah gubangan lumpur. Saatnya memang kita kembali kepada ruh perjuangan yang sudah ditanamkan sejak dulu. Orientasi profit harus kita buang jauh-jauh, karena Muhammadiyah lahir ditengah kesulitan masyarakat akiibat penindasan penjajah. Orientasi social dan dakwah mesti menjadi priorotas utama. Mudah-mudahan sekolah Muhammadiyah yang mahal hanya cerita dongeng belaka, dan sekolah murah dan berkualitas betul-betul menjadi realita dan bukan dongeng.

Di akhir tulisan Hamka menyebutkan, “segala kesulitan telah pernah kita atasi, dengan sikap diam, tenang dan maaf. Ketahuilah bahwa Indonesia ini masih banyak “adik-adik” yang harus kita didik dengan keteguhan hati. Sjiblih berkata, ‘Teladanlah kayu di rimba. Dilempar orang dia dengan batu. Lalu dibalasnya dengan buah. Sebanyak batu naik, sebanyak buah turun.”

Baca Selengkapnya >> HAMKA, Sosok yang Mengajarkan Kesederhanaan

Sang Pencerah : Kisah Perjuangan Ahmad Dahlan

Bertempat di kantor Muhammadiyah di kawasan Menteng, Jakarta Pusat,  Multivision Pictures kembali memperkenalkan film terbarunya. Menggandeng sutradara handal Hanung Bramantyo, film berjudul Sang Pencerah yang mengangkat kisah pendiri Muhammadiyah K.H. Ahmad Dahlan akan segera meramaikan perfilman Indonesia.

“Sang Pencerah memang menceritakan tentang kisah K.H. Ahmad Dahlan, namun dibalik itu semua film ini bercerita tentang perjuangan. Di dalamnya berisi tentang semangat anak muda, patriotisme anak muda dalam merepresentasikan pemikiran-pemikirannya,” ujar sang sutradara saat syukuran film Sang Pencerah di Menteng (18/05).

Rencananya film Sang Pencerah akan memulai proses produksi pada 21 Juni dan diperkirakan akan memakan waktu 35 hari untuk pengambilan gambar. Untuk syutingnya sendiri sang sutradara telah menentukan tempat yang pas untuk setting film yang berlatar tahun 1800 ini.

“Film ini akan memulai syuting di Yogya, Ambarawa Semarang, Jakarta dan Bogor. Sebenarnya setting utama film ini ada di Yogya dan lebih sempit lagi di Kauman, di sekitar keraton Yogya,” tutur suami Zaskia Mecca itu. Ditambahkan Hanung alasan pemilihan keempat kota itu juga dimaksudkan karena menurutnya sudah sangat sulit menampilkan kembali set kota Yogya khususnya Kauman di tahun 1800.

Sang Pencerah rencananya akan dirilis pada lebaran tahun ini dan merupakan salah satu film yang sudah lama ingin dibuat oleh Hanung, namun karena keterbatasan dana, film ini baru bisa diproduksi sekarang. Film yang menghabiskan dana sekitar 12 miliar rupiah ini akan diperkuat oleh Slamet Rahardjo, Lukman Sardi, Sujiwo Tejo, Giring Nidji, Ikranegara dan Zaskia Mecca.

Baca Selengkapnya >> Sang Pencerah : Kisah Perjuangan Ahmad Dahlan

RPP, KTSP dan Silabus

Bagi Bapak dan Ibu guru yang sedang mencari RPP, Silabus dam KTSP, silahkan didownload secara gratis, semoga bermanfaat : Untuk SD/MI: PAI (Pendidikan Agama Islam), download disini kelas 1, kelas 2, kelas 3, kelas 4, kelas 5, kelas 6 PKn (Pendidikan Kewarganegaraan), download disini kelas 1, kelas 2, kelas 3, kelas 4, kelas 5, kelas 6 IPS, download disini kelas 1, kelas 2, kelas 3, kelas 4, kelas 5, kelas 6, Silabus 1, 2, 3 Bahasa Inggris kelas 1, kelas 2, kelas 3, kelas 4, kelas 5, kelas 6 Sains kelas 1, kelas 2, kelas 3, kelas 4, kelas 5, kelas 6 Bahasa Indonesia kelas 1 - 6 download Silabus, download RPP Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan kelas 1, kelas 2, kelas 3, kelas 4, kelas 5, kelas 6 Silabus Pembelajaran Tematik kelas 1, kelas 2, kelas 3
Baca Selengkapnya >> RPP, KTSP dan Silabus